Sabtu, 29 Desember 2012

Puisi

Diposting oleh Unknown di 23.24


GENDERANG PERANG

Malam itu
Kugigit sisa benang penjahit bajumu kandaku
Kugigit dengan gigiku runcing

Kudengar merdunya genderang
Menyerumu kembali
Dari istirahat hanya sebentar
Untuk tampil lagi ke medan

Malam itu
Ku gigit sisa benang jaitan
Dan kugigit juga bibirku kecil
Penahan gairah
Melepasmu pergi
Untuk berlawan
Habis-habisan


Jangan sangsikan kami yang tinggal
Kami pun menunggu
Tiba saatnya pasti maju
Menuntut bela
Ke garis depan  
Bila ajalmu tiba kandaku sayang
Terimalah dengan tenang
Dan sebagai kenangan terakhir
Pandang serta kecup jaitan di bajumu
Dimana pernah hadir gigil tangis dan bibirku

Tapi bila Tuhan memberimu umur panjang
Dan kemenangan di tangan
Segeralah pulang
Kita panjatkan doa bersyukur
Dan hangatkan o, kandaku sayang anak-anak kita
Dengan kisah-kisah perjuangan

Diksi       : Puisi tersebut bersifat konotatif. Menggambarkan isi hati istri seorang tentara yang di tinggal  pergi menuju medan perang / mengabdi kepada Negara.
§  Imaji Visual :
o   Malam itu
o   Kugigit sisa benang penjahit bajumu kandaku
o   Untuk tampil lagi ke medan
o   Ku gigit sisa benang jaitan
o   Dan kugigit juga bibirku kecil
o   Jangan sangsikan kami yang tinggal
o   Kami pun menunggu
§  Imaji Auditif :
o   Kudengar merdunya genderang
§  Imaji Taktil :
o   Dari istirahat hanya sebentar
o   Dan kugigit juga bibirku kecil
o   Penahan gairah
o   Melepasmu pergi
o   Dimana pernah hadir gigil tangis dan bibirku
Majas    : Personifikasi
Rima      : a-a-b-b
Tiografi : Rata Kiri

LAUT  TAWARKU

Di lereng-lereng gunung menujumu
Di atas bus yang menderu
Detak hati kian keras
Kuatir nasibmu
Sore itu

Parasmu diusap senja
Alangkah tenang
Salam sederhana kau ulurkan padaku
Tanpa iringan gelombang
Ataupun pikatan kecipak riak
Pertanda bulan akan mengambang

Dalam sunyi malam
Sebelum fajar
Perahu nelayan lesu , pulang ke pangkalan
Setelah semalaman direndam dingin
Kulihat baju-baju lusuh
Dan mata biberati kantuk

Jalan yang meliku ke pangkuanmu
Wangi oleh kenangan lama
Kian terasa
Sentuhan riang riak-riakmu
Pada mukaku yang meminati

Jalan menurun ke jantungmu
Lembut oleh siraman embun
Yang menetes teduh
Tanpa suara
Menjamah langkahku
Sau-satu
Kala kuturun ke tepian
Dengan debaran mesra di hati
Diksi       : Puisi tersebut bersifat konotatif. Menggambarkan seorang kekasih yang lebih memilih menetap berdua, daripada harus meninggalkan pujaan hatinya.
§  Imaji Visual :
o   Di lereng-lereng gunung menujumu
o   Di atas bus yang menderu
o   Sore itu
o   Parasmu diusap senja
o   Salam sederhana kau ulurkan padaku
o   Perahu nelayan lesu
o   Pulang ke pangkalan
o   Kulihat baju-baju lusuh
o   Dan mata biberati kantuk
§  Imaji Auditif :
o   Di atas bus yang menderu
o   Sentuhan riang riak-riakmu
§  Imaji Taktil :
o   Detak hati kian keras
o   Dengan debaran mesra di hati
o   Kuatir nasibmu
Majas    :  Simile
Rima      : a-a-b-a-a
Tiografi : Rata Kiri

ISEISE

Daunan menghijau
Diujungnya matahari bertengger
Tarian kemilau
Kuncup kuncup bemerkahan
Lalu pagi
Tiba tiba jadi wangi
Di bawah kali mengalir
Tertegun tegun
Batu batu ah
Mana hiraukan rintihnya

Fajar menggerakan rambut tembaga
Dari ribuan mata
Embun mengerlingkan cerlang
Angin menyepoikan
Sari wangi kembang kembang
Perebutan mencumbu pohonan
Akar-akar gemetaran
Getah mendidih
Pucuk-pucuk menggigil
Dalam pagi yang larut

Gemunung tinggi
Kukuh menyimpan resia
Sepele baginya
Sengsaraku menunaikan ziarah
Dibanting-banting jip di jalanan
Borok-boroknya memekikan
Perbaikan-perbaikan

Singaimu pilu, iseise
Nyanyian luka
Menetes di sungai lubuk
Isak tangismu
Duh, kian menjadi

Sebuah desa tinggal nama
Iseise
Sebuah gerbang kenangan
Tugu nasib ribuan rakyat
Korban bengis penjajahan

*Iseise = nama desa di gayo
Diksi       : Puisi tersebut bersifat konotatif. Menceritakan tentang desa yang telah sirna akibat perlakuan penjajah.
·         Imaji Visual :
o   Daunan menghijau
o   Diujungnya matahari bertengger
o   Tarian kemilau
o   Kuncup kuncup bemerkahan
o   Lalu pagi
o   Angin menyepoikan
o   Sari wangi kembang kembang
o   Perebutan mencumbu pohonan
o   Akar-akar gemetaran
o   Getah mendidih
o   Pucuk-pucuk menggigil
o   Dalam pagi yang larut
o   Sebuah gerbang kenangan
·         Imaji Auditif :
o   Singaimu pilu, iseise
o   Nyanyian luka
o   Borok-boroknya memekikan
·         Imaji Taktil :
o   Isak tangismu
Majas    :  Metonimia
Rima      : a-a-b-b
Tiografi : Rata Kiri

NAMA  : WELLA ALFA REZA
KELAS  : 8G/36



 
 
  

0 komentar:

Posting Komentar

 

palevi world's Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos