Ø Menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat
Hari Pertama,
Kunjungi Pos FKPM
Tukar Pikiran dan Berbagi Informasi
Ø Memberikan
usulan baik demi kemajuan masyarakat
China Dekati RI
Asia,
terutama Asia Timur, merupakan kawan yang penuh dengan vitalitas di dunia.
China ingin bergandengan tangan dengan Indonesia untuk mendorong kemajuan,
perdamaian, dan kemakmuran Asia, serta membangun orde politik ekonomi global
yang lebih adil dan rasional.
Demikian salah satu pokok pikiran
petinggi Partai Komunis China (PKC), Li Changchun, dalam kuliah umum di depan
sivitas akademika Universitas Indonesia di Depok, Jumat (27/4). Dia membawa
serta delapan menteri terkait dan politisi teras partai berkuasa dalam kabinet
Presiden Hu Jintao.
Li, pria kelahiran Dalian, Provinsi
Liaoning, Februari 1944, ini, mengawali karier politik di lingkup PKC pada
1975. Dia pernah menjabat Wali Kota Shenyang, Liaoning, dan Gubernur Liaoning.
Kini selain pemimpin tinggi, dia juga kepala propaganda yang mengontrol media
dan internet.
China, atau Tiongkok menurut versi
terminologi Li, saat ini tercatat sebagai kekuatan ekonomi nomor dua yang amat
menentukan di dunia. Sementara Indonesia adalah negara terbesar di kawasan
regional ASEAN. Keduanya sesama negara yang berpengaruh besar di kawasan ini.
Menurut Li, kerja sama multidimensi
yang diperluas dan diperdalam sesuai kepentingan rakyat kedua negara bermanfaat
untuk perdamaian serta kestabilan dan kemakmuran kawasan ini. Kerja sama
seperti itu juga bermanfaat untuk persatuan dan kemajuan negara-negara
berkembang lain.
”Tiongkok bersedia bersama Indonesia
terus-menerus mempererat kerja sama bilateral yang strategis dalam jangka
panjang. Ini penting untuk memelihara perdamaian dan kemakmuran Asia, membangun
orde politik global yang lebih adil dan rasional,” katanya.
Terkait itu, Li mengusulkan empat
strategi besar. Pertama, kerja sama untuk memperkuat sikap saling percaya di
bidang politik dan memperdalam persahabatan tradisional. Dia menganjurkan
konsep mencari persamaan sambil membiarkan adanya perbedaan.
Di China ada sebuah ungkapan
”harmoni walau berbeda”. Ungkapan itu, menurut Li, sama dengan moto atau
prinsip Bhinneka Tunggal Ika di Indonesia. Di China juga ada ungkapan
”bersahabat dan saling membantu”, sama dengan gotong royong.
Pasar utama
Usulan kedua Li, memperdalam kerja
sama ekonomi yang saling menguntungkan. ”Prospek kerja sama kedua negara di
bidang ekonomi sangat luas. Pihak Tiongkok akan mendorong perusahaan yang
memiliki kekuatan dan reputasi baik untuk berinvestasi di Indonesia dan aktif
mengikuti pembangunan enam koridor perekonomian di Indonesia,” kata Li.
Kedua pihak sebaiknya saling
mendukung dan berusaha memperkuat kerja sama di bidang pertanian, migas,
pertambangan, listrik, dan sektor vital lain. Ini supaya kerja sama ekonomi
memberikan keuntungan bagi masyarakat.
Ini bertujuan supaya tali
perekonomian dan kemitraan strategis terus diperkuat.
Memperkuat pertukaran kebudayaan
demi memperkukuh landasan persahabatan kedua negara adalah usulan ketiga Li.
Pada 2011, pengunjung di antara kedua negara melampaui satu juta orang. Kedua
negara bisa mengadakan ”Tahun Persahabatan Tiongkok-Indonesia”.
Saran terakhir Li dalam konteks
kerja sama bilateral yang strategis ialah meningkatkan komunikasi dan
koordinasi serta mempererat kerja sama multilateral. ”Tiongkok dan Indonesia
mempunyai kepentingan yang sama dan luas dalam urusan regional dan global,”
katanya.
Li mengatakan, China senang melihat
Indonesia memainkan peran dalam urusan regional dan global. China bersedia
bersama Indonesia mempererat koordinasi dan kerja sama dalam mekanisme
multilateral.
Ada landasan historis panjang, kata
Li, yang membuat China dan Indonesia bersahabat dan saling mendukung. ”Tiongkok
dan Indonesia sesama negara yang mempunyai sejarah panjang dan budaya
cemerlang. Candi Borobudur di Indonesia dan Tembok Besar Tiongkok adalah
keajaiban kultur kuno di dunia Timur,” kata Li.
Pada 132 Masehi, semasa Dinasti Han,
Raja Hanshundi pernah menerima utusan dari Jawa. Pada abad IV, biksu Buddha
Faxian pernah tinggal dan belajar di Jawa dan Sumatera. Pada zaman modern,
kedua negara pernah mengalami agresi dan penjajahan.
”Sejak masuk abad baru, atas
perhatian dan dorongan langsung dari pemimpin kedua negara, hubungan bilateral
berkembang pesat. Tahun lalu, nilai perdagangan bilateral mencapai lebih dari
60 miliar dollar AS. Tiongkok adalah mitra dagang dan pasar ekspor utama bagi
Indonesia,” kata Li. (CAL)
Ø Selalu hadir saat rapat RT/RW
Catatan MasGie
Yoman
Rapat
evaluasi pengurus per 8 januari 2011;
Catatan ini
bersifat pribadi tapi bukan rahasia. Catatan
ini merupakan hasil rangkuman, akumulasi dari notulen rapat koordinasi
pengurus RW 017, yang jarang dicatat dan tidak pernah disebar luaskan kepada
warga. Evaluasi perkembangan dan pembahasannya telah dilakukakn pada setiap rapat koordinasi di setiap akhir
bulan. Catatan ini hanyalah poin-poin
yang dianggap penting yang digunakan sebagai bahan kajian untuk pertimbangan
pengambilan keputusan kebijakan Ketua RW. Penilaian ini juga bersifat personal
karena bukan tulisan resmi yang dikeluarkan Pak Sugie sebagai Ketua RW, tetapi
merupakan catatan MasGie Yoman sebagai warga. Apabila anda sebagai pengurus RW
atau anda sebagai warga Grand Cibubur membaca catatan ini, diharap hati anda
tergerak untuk hadir pada setiap rapat
pengurus agar anda dapat memberikan sumbangsih pemikiran dan tenaga anda untuk
kemajuan Grand Cibubur yang kita cintai ini.
Evaluasi 6 bulan pengelolaan dengan 9 kali
rapat koordinasi
Beberapa peserta rapat secara tidak terus terang
mengusulkan pertimbangan untuk dibuat saja Badan Pengelola di Grand Cibubur.
Ada indikasi ketidakpuasan sebagian pengurus
terhadap hasil kerja pengurus RW yang telah dibentuk, yang salah satunya
adalah karena Kolam Renang berwarna hijau, kotor dan menjijikan. Alasan lainnya
adalah banyaknya warga yang tidak membayar IPL dan tidak adanya tindakan tegas
dari Ketua RW.
Tiga hari setelah pemilihan Ketua Rukun Warga (RW) di bulan juni 2010
yang lalu, setelah diskusi yang cukup
alot, telah ditentukan model struktur
organisasi hasil kesepakatan para ketua
RT terpilih, dengan memilih Bapak Idrus Neode sebagai Ketua Badan Pengelola,
Bapak Didi Mardianto sebagai Sekretaris dan Ibu Dewi istrinya Pak Bintoro
sebagai Bendahara.
Namun demikian pada rapat berikutnya diketahui bahwa ternyata konsep
Badan Pengelola tidak bisa dijalankan karena
Bapak Idrus tidak berkenan menjalankan Badan Pengelola yang sudah
dibentuk. Beliau menyampaikan bahwa: Badan Pengelola hanya tepat bila diterapkan pada apartemen
dimana peraturan dan sangsi bisa diterapkan secara tegas. “Untuk di Grand
Cibubur sebaiknya lebih mengaktifkan para ketua RT yang telah dipilih” demikian
Pak Idrus memberi masukkan.
Struktur organisasi harus segera dibentuk. Maka langkah lebih lanjut,
sebagai Ketua RW terpilih (Pak Sugie) segera melakukan pembagian tugas dan
wewenang kepada para ketua RT terpilih. Setelah 6 (enam) bulan berjalan hasil
evaluasi adalah sebagai berikut;
Ketua
Bidang Keamanan dan Tata lingkunan : Bp Wawan Mustafa Ketua RT 04,
Berjalan bagus dan selalu hadir di
rapat koordinasi pengurus
·
Ketua Bidang
Fasilitas Umum dan Kolam Renang; Bp Ranang Suswanto Ketua RT 02
Kurang berjalan karena alasan
dana tidak cukup untuk pemeliharaan kolam renang. Walaupun belum berhasil
tetapi sering hadir pada rapat koordinasi pengurus
·
Ketua Bidang
Taman, Kebersihan & Pengelolaan Sampah; Bp Rachmatsyah Ketua RT 03
Kurang berjalan sehingga pernah untuk
sementara waktu RT 03 di jabat Pak Didik Mardianto karena Pak Rachmatsyah
jarang hadir di rapat koordinasi karena kesibukannya di luar kota,
walaupun pada akhirnya Pak Didi Mardianto juga jarang hadir karena sama sibuknya
·
Ketua Bidang
Pemberdayaan Ekonomi dan Koperasi; Bp Wahyu Bintoro Ketua RT 01
Belum bergerak tapi sering hadir di
rapat koordinasi pengurus
Bidang-bidang tersebut di atas
dikomandani Pak Sugie (ketua RW).
Seksi-seksi dibawah koordinator Pak Armand (Sekretaris
RW), dengan hasil evaluasi sebagai berikut:
·
Seksi Humas,
Sosial Kemasyarakatan & Publikasi ; Bp Chepy
Kurang berjalan tapi sering
mengikuti rapat koordinasi
·
Seksi
Pendidikan & Kerohanian ; Bp Imam Buchori
Masih kurang berjalan dan jarang
mengikuti rapat koordinasi
·
Seksi Olah
Raga, Pemuda dan Karang Taruna : Bp Boy Harfiansyah
Kurang berjalan tapi sering
mengikuti rapat koordinasi
·
Seksi
Pemberdayaan Wanita dan Kesejahteraan Keluarga ; Ibu Umi Kalsum
Berjalan dengan program simpan-pinjam
·
Seksi Pelayanan
Kesehatan Warga dan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
Sudah mulai berjalan
Saya
MasGie Yoman, sebagai warga boleh dong punya keinginan dan mengkritisi. Setelah
6 (enem) bulan, organisasi kepengurusan RT dan RW harus dievaluasi, agar
jalannya roda organisasi menjadi lebih baik. Ini menyangkut kesungguhan dan
profesionalisme dalam mengemban amanat warga untuk membangun lingkungan yang
aman, tertib dan nyaman.
“Sering
tidak hadirnya pengurus pada rapat koordinasi, acuh tak acuh dan ngantuk
setelah diberi tugas dan tanggung jawab mengakibatkan banyak hal yang
tidak optimal dan tidak memuaskan” Kata saya menyampaikan pendapat pada peserta
rapat. Menurut saya, Pak Sugie kurang tepat dalam memilih orang. Lihat
saja hasil kerjanya, tidak optimal. Sudah tahu bapak-bapak sibuk masih juga
diangkat jadi pengurus, ya pastilah jarang datang. Ketika hal ini saya
tanyakan, Pak Sugie hanya tersenyum seraya berkata lirih “ Yah Sabarlah”
Namun
demikian Kata Pak Armand “Pengurus bukanlah Pemuas keinginan warga. Kita
sebagai pengurus sedapat mungkin menjalankan roda organisasi dengan baik ,
jujur dan profesional. Banyaknya warga yang tidak membayar Iuran Pembangunan
Lingkungan (IPL) yang ditarik oleh masing- masing pengurus RT, membuat kita
tidak punya dana yang cukup untuk membiayai semua program-program yang
telah dicanangkan. Pembangunan akan terus berlangsung walaupun secara bertahap
yang disesuaikan dengan kemampuan kita” kata Pak Armand (sekretaris RW) memberi
semangat kepada seluruh peserta rapat. Dalam hati saya berucap “ orang yang
mudah menyerah tak akan pernah menang dan seorang pemenang tak akan pernah
menyerah “ demikian mengutip penulis Amerika Serikat;Napoleon Hill (1883 – 1970).
Kehadiran
Pak Idrus dan pak Ganda untuk pertama kalinya dalam rapat pengurus menambah
warna tersendiri. Apalagi beliau juga sebagai pengurus bidang Fasilitas Umum
dan Kolam Renang, membuat rapat pengurus semakin lengkap. Menyikapi
berbagai pendapat warga tentang berbagai hal yang dituangkan melalui media
mailing list, Pak RW menyampaikam “ Rapat di setiap akhir bulan adalah
forum terbuka, dimana setiap pengurus atau warga dapat bertanya dan
menyampaikan pendapatnya. Ini forum resmi dimana pengurus dapat menjelaskan
kebijakan, diskusi dan berembug dengan peserta rapat” Kata Pak Sugie
menjelaskan. Menurut Pak Chepy “Millis bukanlah media resmi untuk
mengambil keputusan. Millis hanya sebagai media komunikasi warga“ demikian
kata Pak Chepy, yang dalam kepengurusan sebagai Kepala Seksi Humas,
Sosial Kemasyarakatan dan Publikasi. “Bagaimana pendapat anda tentang millis
warga Grand Cibubur? “ tanya Pak Sugie pada saya yang lagi bengong.
Menurut
saya “Berpendapat, mengeluarkan uneg-uneg, desas-desus, gunjang-ganjing,
mencela, mendiskreditkan, bertengkar di millis membuat sarana komunikasi warga
itu seperti alat ngrumpi dan tidak berkualitas. Akan berbeda apabila
millis digunakan untuk penyebaran informasi dan hal-hal baik lainnya, Insya
Allah akan lebih bermanfaat” kata saya tanpa bermaksud menyinggung persaan
pengguna millis
“Jika anda
ingin berdiskusi tentang sosial kemasyarakatan di Grand Cibubur, datanglah di
rapat malam minggu di setiap akhir bulan. Anda dapat bertanya tentang banyak
hal, dan akan mendapatkan pemahaman yang anda butuhkan” ajak Pak Sugie kepada
saya dan teman-teman yang aktif di millis tetapi tidak pernah datang di rapat
pengurus.
Ketika Pak
Sugie saya desak pertanyaan ”Tindakan apa yang akan dilakukan oleh Bapak
sebagai Ketua RW atas banyaknya warga yang tidak membayar IPL?” Pak Sugie
mejelaskan “ Bahwa saya sebagi Ketua RW bukan sebagi pemberi sangsi. Tugas saya
adalah sebagai pembina warga, sebagai orang tua, sebagai pengarah jalannya
organisasi, sekaligus sebagai pemimpin, agar organisasi tidak kehilangan arah.
Saya terbiasa dengan tindakan tegas, tetapi dalam ranah untuk memperbaiki,
dalam koridor organisasi untuk membangun sistem, bukan menjatuhkan sangsi pada
orang per orang yang belum membayar IPL. Apalagi sekarang ini IPL ditarik oleh
masing-masing RT, seharusnya pengurus RT juga melakukan pengarahan kepada
warganya agar membayar IPL. Sungguh sangat menyedihkan, kalau setelah 6 (enam)
bulan berjalan, ditingkat RT belum pernah mengadakan rapat temu warga.
Hanya RT 04 dibawah kepemimpinan Pak Wawan, beberapa kali mengadakan
rapat temu warga, sebuah contoh yang baik bagi RT lainnya.
Kebijakan
ketua RW pada rapat evaluasi pengurus adalah sebagai berikut :
· Karena
pertimbangan prestasi dan administrasi pencatatan yang buruk, penarikan IPL
yang selama ini dikelola RT masing-masing, terhitung januari 2011
diserahkan pengelolaannya kepada Bendahara RW ( Ibu Imas ), dan
tugas penarikannya dibantu oleh seluruh anggota Security
· Pak Wawan
diberikan tugas tambahan, disamping sebagai Ketua Bidang Keamanan dan Tata
Lingkungan juga menangani Fasilitas Umum dan Kelistrikan.
· Pak Idrus dan
Pak Ranang konsentrasi menangani Kolam Renang
· Pak Didi
Mardianto disamping sebagai ketua panitia pembangunan mushola juga menangani
pemberdayaan ekonomi dan koperasi
· Pak Rachmat
syah masih menangani Taman, kebersihan dan Pengelolaan Sampah
· Akan ditawarkan
kepada warga melalui millis, untuk jadi pengelola Kolam Renang dan atau menjadi
Pengelola Lingkungan di Grand Cibubur.
· Selanjutnya
diputuskan untuk diadakan Rapat Musyawarah warga pada pertengahan bulan januari
2011. Hasil musyawarah warga akan dijadikan sebagi pertimbangan pengurus
untuk penentuan kebijakan lebih lanjut.
· Disepakati akan
diadakan evaluasi lagi dalam kurun waktu dua dan empat bulan mendatang
Rapat evaluasi pengurus per 30 April 2011:
· Bidang
Pemberdayaan ekonomi dan Koperasi : Belum juga bergerak
· Bidang
pemeliharaan taman dan kebersihan : Belum optimal
· Bidang
pemeliharaan kolam renang:
Membutuhkan dana besar
Airnya masih kotor
Pengelolaannya akan dicoba diserahkan kepada Badan
Pengelola / Koperasi yang dibentuk oleh Ibu-Ibu Grand Cibubur, yang sumber
pendanaannya akan diusahakan dari keanggotaan / member dari warga Grand Cibubur
dan sistim Tiket bagi yang bukan warga Grand Cibubur (akan dikaji) oleh Ketua
RW
· Bidang Keamanan
Tata Lingkungan dan fasilitas umum : Semakin membaik
· Panitia
mushola:
Masih terus berbenah dan mengundur peresmian dari rencana
di bulan januari 2011 sampai dengan bulan april belum juga dilaksanakan
· Seksi Humas,
Sosial Kemasyarakatan & Publikasi ; Masih kurang berjalan
· Seksi
Pendidikan & Kerohanian ; Masih kurang berjalan
· Seksi Olah
Raga, Pemuda dan Karang Taruna : Masih belum bergerak
· Seksi
Pemberdayaan Wanita dan Kesejahteraan Keluarga ; Semakin baik
· Seksi Pelayanan
Kesehatan Warga dan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu): Semakin baik
· Rapat warga di
bulan januari 2011 dihadiri sekitar 30 orang. Walaupun yang datang tidak banyak
tetapi menjadi penting karena dapat berfungsi sebagai ajang silaturahmi untuk
sambung komunikasi antara warga dan pengurus.
Evaluasi Kesekretariatan :
· Data warga
masing-masing RT belum juga diserahkan kepada Sekretaris
· Perbaikan data
PBB secara kolektif
Evaluasi keuangan :
·
Bendahara perlu
lebih aktif mengikuti rapat koordinasi sehingga laporan keuangan bisa
disampaikan pada setiap rapat pengurus di setiap akhir bulan
·
Bidang
pemeliharaan kolam renang belum menyerahkan bukti-bukti pengeluaran /
nota kepada bendahara untuk diperiksa Internal Audit sebelum dilaporkan
kepada warga
·
Dana IPL dan
Iuran RT RW belum juga cukup untuk membayar gaji karyawan dan membiayai seluruh
kegiatan, sehingga masih hutang dana pribadi Pak Sugie, Pak Arman dan Pak
Ranang sekitar 10 juta atau lebih
·
Bendahara
belum membuat laporan keuangan per tiga bulan untuk warga
·
Bendahara belum
melakukan penagihan pada penunggak IPL dan harus segera dilakukan
·
Rangka besi
kantor kolam renang sudah pada patah terkena terpaan angin, berbahaya, harus
segera diperbaiki, perlu uang
·
Untuk
dipasarkan keluar / sekolah2, kolam renang harus punya kamar ganti, perlu uang
·
Perbaikan
mesin2 serta lainnya yang dianggap perlu untuk layak jual, perlu modal
·
Berdasarkan
pendapat sebagian Ibu-Ibu, Pak Idrus dan Pak Ganda mengusulkan agar IPL ada
penyesuaian, dinaikkan dari kisaran 100 ribu menjadi sekitar 200 rb, agar
tersedia cukup dana
·
Pak Wawan
keberatan IPL dinaikan
·
Pak Sugie akan
mengusahakan IPL tidak naik, bagaimana caranya? Bagaimana pendapat saudara?
Anda dapat memberikan masukkan, silahkan didiskusikan di millis atau datang di
rapat pengurus
Internal Audit
Internal
audit diperlukan untuk membantu ketua RW melakukan pengawasan dan audit
terhadap pos-pos penerimaan dan pos-pos pengeluaran yang dilakukan oleh
pelaksana kerja: bidang2, seksi2 dan kepanitiaan2 yang dibentuk di pengurusan
RW, khususnya yang berkaitan dengan penarikan dana dari warga dan
penggunaannya.
·
Pak Eril yang
dipilih Pak RW sebagai Ketua Internal Audit, menyerah. Mungkin karena
kesibukannya atau karena merasa tidak cocok, tidak bisa lagi meluangkan
waktu dan fikirannya untuk bersama sama kita membangun sistem. Beliau itu
orang pandai dan kritis. Tapi sayang, beliau telah mengundurkan diri.
Maka sebaiknya segera digantikan warga yang lain dari RT 01.
Demikian juga kepada ketua RT yang
lain, dapat merekomendasikan warganya untuk masuk / menggantikan pengurus yang
menyerah atau yang tidak pernah mengikuti rapat koordinasi.
“yang tidak aktif diganti saja Pak !” kata saya pada Pak RW. Tapi, Pak RW yang
berewok, berkumis dan gondrong itu hanya tersenyum seraya berkata lirih “
Yah Sabarlah “.
Aku terdiam, mulutku seakan terkunci.
Tapi di dalam hati aku berucap :Yah sabarlah.., yah sabarlah.., yah
sabarlah... Aku berdiri lalu pamit pulang. Kusampaikan terima kasihku kepada
Pak RW, yang telah mengajariku yang pemarah ini untuk bersabar, Matur nuwun,
Salam MasGie Yoman
0 komentar:
Posting Komentar